Minggu, 30 September 2012

Rasulullah dan Batu Kerikil

Rasulullah dan Batu Kerikil

bismillahirrahmanirrahim

Dalam satu riwayat dikisahkan bahwa ketika Rasulullah SAW mengimami shalat berjamaah, para sahabat menyadari bahwa setiap kali Rasulullah SAW berpindah gerakan sholat, terlihat tampak s...
angat kepayahan. Selain itu, setiap gerakan beliau diiringi suara yang aneh, seperti ada yang salah pada persendiannya.

Seusai sholat, sahabat Rasulullah SAW, Sayyidina Umar bin Khatthab bertanya, “Ya Rasulullah, kami melihat seolah-olah baginda menanggung penderitaan yang amat berat. Sedang sakitkah engkau ya Rasulullah?”

“Tidak ya Umar. Alhamdulillah aku sehat dan segar”, jawab Rasulullah.

“Ya Rasulullah, mengapa setiap kali Baginda menggerakkan tubuh, kami mendengar seolah-olah sendi-sendi tubuh baginda saling bergesekan? Kami yakin baginda sedang sakit”, desak Sayyidina Umar penuh cemas.

Akhirnya, Rasulullah pun mengangkat jubahnya. Para sahabatpun terkejut ketika melihat bahwa perut Rasulullah SAW yang kempis tengah dililit oleh sehelai kain yang berisi batu-batu kerikil. Batu-batu itu beliau ikatkan untuk menahan rasa laparnya. Itulah yang menimbulkan bunyi aneh setiap kali tubuh Rasulullah bergerak.

Para sahabat pun berkata, “Ya Rasulullah, adakah bila baginda menyatakan lapar dan tidak punya makanan, kami tidak akan mendapatkannya untuk tuan?”

Baginda Rasulullah pun menjawab dengan lembut, “Tidak para sahabatku. Aku tahu, apapun akan kalian korbankan demi Rasulmu. Tetapi, apa jawabanku nanti dihadapan Allah, apabila aku sebagai pemimpin, menjadi beban bagi umatnya? Biarlah rasa lapar ini sebagai hadiah dari Allah buatku, agar kelak umatku tak ada yang kelaparan di dunia ini, lebih-lebih di akhirat nanti.........

Selamat malam sahabat semua
Salam hangat dari Buya MH

SEBUAH TEKA TEKI IMAM GHOZHALI

SEBUAH TEKA TEKI IMAM GHOZHALI

Suatu hari, Imam Al-Ghazali berkumpul
dengan murid-muridnya lalu beliau
bertanya (Teka Teki ) ;

Imam Ghazali = " Apakah yang paling
...
dekat dengan diri kita di dunia ini ?
Murid 1 = " Orang tua "
Murid 2 = " Guru "
Murid 3 = " Teman "
Murid 4 = " Kaum kerabat "
Imam Ghazali = " Semua jawapan itu
benar. Tetapi yang paling dekat dengan
kita ialah MATI. Sebab itu janji Allah
bahawa setiap yang bernyawa pasti akan
mati ( Surah Ali-Imran ;185).

Imam Ghazali = " Apa yang paling jauh
dari kita di dunia ini ?"
Murid 1 = " Negeri Cina "
Murid 2 = " Bulan "
Murid 3 = " Matahari "
Murid 4 = " Bintang-bintang "
Iman Ghazali = " Semua jawaban itu
benar. Tetapi yang paling benar adalah
MASA LALU. Bagaimanapun kita, apapun
kenderaan kita, tetap kita tidak akan
dapat kembali ke masa yang lalu. Oleh
sebab itu kita harus menjaga hari ini,
hari esok dan hari-hari yang akan
datang dengan perbuatan yang sesuai
dengan ajaran Agama".

Iman Ghazali = " Apa yang paling besar
didunia ini ?"
Murid 1 = " Gunung "
Murid 2 = " Matahari "
Murid 3 = " Bumi "
Imam Ghazali = " Semua jawaban itu
benar, tapi yang besar sekali adalah
HAWA NAFSU (Surah Al A’raf; 179). Maka
kita harus hati-hati dengan nafsu
kita, jangan sampai nafsu kita membawa
ke neraka."

IMAM GHAZALI" Apa yang paling berat
didunia? "
Murid 1 = " Baja "
Murid 2 = " Besi "
Murid 3 = " Gajah "
Imam Ghazali = " Semua itu benar, tapi
yang paling berat adalah MEMEGANG
AMANAH (Surah Al-Azab ; 72 ). Tumbuh-
tumbuhan, binatang, gunung, dan
malaikat semua tidak mampu ketika
Allah SWT meminta mereka menjadi
khalifah pemimpin) di dunia ini.
Tetapi manusia dengan sombongnya
berebut-rebut menyanggupi permintaan
Allah SWT sehingga banyak manusia
masuk ke neraka kerana gagal memegang
amanah."

Imam Ghazali = " Apa yang paling
ringan di dunia ini ?"
Murid 1 = " Kapas"
Murid 2 = " Angin "
Murid 3 = " Debu "
Murid 4 = " Daun-daun"
Imam Ghazali = " Semua jawaban kamu
itu benar, tapi yang paling ringan
sekali didunia ini adalah MENINGGALKAN
SOLAT. Gara-gara pekerjaan kita atau
urusan dunia, kita tinggalkan solat "

Imam Ghazali = " Apa yang paling tajam
sekali di dunia ini? "
Murid- Murid dengan serentak menjawab
= " Pedang "
Imam Ghazali = " Itu benar, tapi yang
paling tajam sekali didunia ini adalah
LIDAH MANUSIA. Kerana melalui lidah,
manusia dengan mudahnya menyakiti hati
dan melukai perasaan saudaranya
sendiri "

Selamat malam sahabat semua
Salam hangat dari Buya MH

* Wanita Yang Dicintai ALLAH*

* Wanita Yang Dicintai ALLAH*


Wanita yang hatinya dibalut rasa taqwa kepada ALLAH
Wanita yang jiwanya penuh cahaya keimanan
Wanita yang senantiasa dahaga dengan ilmu
...
Wanita yang senantiasa haus dengan pahala

Wanita yang menjaga tutur katanya
Wanita yang tidak kikir dengan ilmu yang dimilikinya
Wanita yang senantiasa berbuat kebajikan dan baik perangainyanya
Wanita yang memiliki banyak teman dan menjaga ukhuwahnya

wanita yang menghormati ibunya
Wanita yang senantiasa berbakti kepada kedua orang tua dan keluarga
Wanita yang menjaga kerukunan rumahtangganya
Wanita yang sabar mendidik anak-anak mendalami agama

Wanita yang senantiasa menjadi insan yang hakiki
Wanita yang hidup di bawah naungan Al-Quran dan Sunnah Nabi
Wanita yang menjaga matanya dari pandangan duniawi
Wanita yang sujudnya penuh kesyukuran Rahmat Ilahi Rabbi

Wanita yang senantiasa mengingati kematiannya
Wanita yang baginya hidup di dunia adalah ladang untuk akhiratnya
Wanita yang mengamalkan hidupnya dengan sederhana
Wanita yang berdakwah dijalan-Nya

Wanita yang tidak terpesona dengan buaian dunia
Wanita yang memimpikan syurga
Disitulah muara impiannya
Dialah Wanita Muslimah yang dicintai Allah dan Rasul-Nya
Semoga mamfaat
Salam hangat dari Buya MH

Dosa Jariyah yang Terlupakan

Dosa Jariyah yang Terlupakan


"Sesungguhnya Kami menghidupkan orang-orang mati dan Kami menuliskan apa yang telah mereka kerjakan dan bekas-bekas yang mereka tinggalkan. Dan segala sesuatu Kami kumpulkan dalam Kitab Induk yang nyata (Lawh ...
Mahfudz)." (QS Yaasin [36]: 12).



Banyak orang berpikir bahwa setelah kematiannya, dosa-dosanya pun akan terhenti putarannya. Dia berpikir bahwa dosa-dosanya tidak akan berkembang lagi setelah dia meninggal dunia. Padahal, selain amal jariyah (pahala yang terus-menerus), ada juga dosa jariyah, yakni berjalannya segala dosa, kendati telah berkubang tanah.



"Barangsiapa yang menyeru orang lain pada kesesatan (tradisi buruk), maka dia akan menanggung dosa sebagaimana dosa yang dilakukan oleh orang yang mengikutinya tanpa mengurangi dosa-dosa orang yang mengikutinya." (HR Muslim).



Seseorang yang mengarahkan orang lain pada perbuatan baik, dia akan mendapatkan kebaikan, sebagaimana yang dilakukan oleh orang yang mengikutinya. Sedangkan yang mengarahkan pada kejahatan, dia akan mendapatkan dosa dari orang yang mengikutinya. Sebab, dia telah memotivasi orang lain untuk melakukan dosa-dosa.



"(Ucapan mereka) menyebabkan mereka memikul dosa-dosanya dengan sepenuh-penuhnya pada hari kiamat, dan sebagian dosa-dosa orang yang mereka sesatkan yang tidak mengetahui sedikit pun (bahwa mereka disesatkan). Ingatlah, amat buruklah dosa yang mereka pikul itu." (QS An-Nahl [16]: 25)



Amal seorang manusia setelah wafatnya terbagi beberapa bagian. Pertama, seseorang yang meninggal dunia, maka kebaikan dan kejahatannya telah terputus. Dia tidak mendapatkan apa-apa kecuali yang telah diperbuatnya selama hidup di dunia.



Kedua, orang yang meninggal dunia, tetapi kebaikan dan keburukannya terus berlangsung. Kelompok ini terbagi tiga, yakni seseorang yang meninggal, tetapi kebaikan serta dosanya berlangsung terus. Maka, nasib orang ini di akhirat nanti tergantung dari timbangan amal kebaikan dan keburukannya. Bila banyak kebaikannya, surga tempatnya, dan bila banyak kejahatannya, neraka yang menjadi tempat tinggalnya.



Kemudian, orang yang meninggal dunia, tetapi kebaikannya terus mengalir. Dia akan senantiasa mendapatkan pahala sesuai kadar dan kualitas keikhlasannya kepada Allah. Beruntunglah orang yang demikian ini. Selanjutnya, orang yang meninggal dunia dan timbangan kejahatannya terus membengkak. Alangkah buruknya nasib orang yang seperti ini, alangkah malangnya ujung kehidupannya di sisi Allah.



Imam al-Ghazali, dalam kitabnya Ihya' Ulumuddin menyatakan, "Sungguh beruntung orang yang meninggal dunia, maka putuslah dosa-dosanya. Dan sungguh celaka seseorang yang meninggal dunia, tetapi dia meninggalkan dosa yang ganjaran kejahatan terus berjalan tiada hentinya." Alangkah bahagianya mereka yang memiliki amal jariyah dan alangkah sengsaranya seseorang yang menanam dosa jariyah. Wallahu A'lam.

~*Wahdatul Wujud*~

~*Wahdatul Wujud*~


Wahdatul Wujud mempunyai pengertian secara awam yaitu:
Bersatunya Tuhan dengan manusia yang telah mencapai hakiki atau dipercaya telah suci.
Pengertian sebenarnya adalah merupakan penggambaran bahwa Tuhan-lah yang men...
ciptakan alam semesta beserta isinya.
Allah adalah sang Khalik,
Dia-lah yang telah menciptakan manusia,
Dia-lah Tuhan dan kita adalah bayangannya.
Dari pengertian yang hampir sama, terdapat pula kepercayaan selain wahdatul wujud.
Yaitu Wahdatul Syuhud. Pengertiannya yaitu; Kita dan semuanya adalah bagian dari dzat Allah.

Wahdatul Wujud sebenarnya adalah suatu ilmu yang tidak disebarluaskan ke orang awam.
Sekalipun demikian, para wali-lah yang mencetuskan hal tersebut.
Karena sangat dikhawatirkan apabila ilmu wahdatul wujud disebarluaskan akan menimbulkan fitnah dan orang awam akan salah menerimanya.
Wali yang mencetuskan tersebut contohnya adalah Al Hallaj dan Ibn Arabi.
Meskipun demikian, para wali tersebut tidak pernah mengatakan dirinya adalah tuhan. Dan mereka tetap dikenal sebagai ulama alim.

Dalam dunia tasawuf, sering terdapat perbedaan antara ilmu syariat dan ilmu ma’rifat.
Sebagai orang islam tentu saja diharuskan menguasai ilmu syariat. Dan ilmu ma’rifat atau ilmu tashawuf dengan kata lain ilmu hikmah,
Sangat ditekankan untuk mengambil sebuah hikmah.
Hal tersebut telah diabadikan oleh Allah dalam Al-Qur’an Surat Al Kahfi tentang pertemuan Nabi Musa dan Nabi Khidir.
Hal tersebut menunjukan Ilmu Syariat yang dikuasai Nabi Musa dan Nabi Khidir yang mendapatkan langsung ilmunya dari petunjuk Allah yang penuh hikmah atau ilmu ma’rifat
Semoga mamfaat
Salam Santun Ukhuwah Fillah
Buya MH
Foto: ~*Wahdatul Wujud*~





Wahdatul Wujud mempunyai pengertian secara awam yaitu: 

Bersatunya Tuhan dengan manusia yang telah mencapai hakiki atau dipercaya telah suci. 

Pengertian sebenarnya adalah merupakan penggambaran bahwa Tuhan-lah yang menciptakan alam semesta beserta isinya. 

Allah adalah sang Khalik, 

Dia-lah yang telah menciptakan manusia, 

Dia-lah Tuhan dan kita adalah bayangannya. 

Dari pengertian yang hampir sama, terdapat pula kepercayaan selain wahdatul wujud. 

Yaitu Wahdatul Syuhud. Pengertiannya yaitu; Kita dan semuanya adalah bagian dari dzat Allah.



Wahdatul Wujud sebenarnya adalah suatu ilmu yang tidak disebarluaskan ke orang awam. 

Sekalipun demikian, para wali-lah yang mencetuskan hal tersebut. 

Karena sangat dikhawatirkan apabila ilmu wahdatul wujud disebarluaskan akan menimbulkan fitnah dan orang awam akan salah menerimanya. 

Wali yang mencetuskan tersebut contohnya adalah Al Hallaj dan Ibn Arabi. 

Meskipun demikian, para wali tersebut tidak pernah mengatakan dirinya adalah tuhan. Dan mereka tetap dikenal sebagai ulama alim.



Dalam dunia tasawuf, sering terdapat perbedaan antara ilmu syariat dan ilmu ma’rifat. 

Sebagai orang islam tentu saja diharuskan menguasai ilmu syariat. Dan ilmu ma’rifat atau ilmu tashawuf dengan kata lain ilmu hikmah, 

Sangat ditekankan untuk mengambil sebuah hikmah. 

Hal tersebut telah diabadikan oleh Allah dalam Al-Qur’an Surat Al Kahfi tentang pertemuan Nabi Musa dan Nabi Khidir. 

Hal tersebut menunjukan Ilmu Syariat yang dikuasai Nabi Musa dan Nabi Khidir yang mendapatkan langsung ilmunya dari petunjuk Allah yang penuh hikmah atau ilmu ma’rifat

Semoga mamfaat

Salam Santun Ukhuwah Fillah

ENAM TANDA TOBAT DITERIMA

ENAM TANDA TOBAT DITERIMA

Seorang ahli bijak pernah ditanya :

"Jika ada seorang hamba bertobat, apakah dia bisa mengetahui tobatnya diterima atau tidak? " . Dia menjawab ; "Aku tidak bisa menghukuminya ,hanya saja tobat yang diterima itu memiliki tanda-tanda yaitu:
...

1. Tidak merasa dirinya terpelihara dari kemaksiatan.
2. Hatinya melihat bahwa kegembiraan itu jauh, sedang kesedihan itu dekat.
3. Senang berdekatan dengan orang-orang yang berbuat baik, sekaligus menjauhi orang-orang yang berbuat buruk.
4. Memandang hartanya yang sedikit terasa banyak dan memandang amal akhiratnya yang banyak terasa sedikit
5. Sibuk dengan ketaatan kepada Allah dan tidak menyibukkan diri dalam mengais rezeki yang telah dijamin Allah
6. Selalu memelihara lisannya , sering bertafakur serta mencemaskan dan menyesali dosa yang pernah dikerjakannya.

Semoga mamfaat
Salam dari Buya MH

DUNIA LADANG BERAMAL UNTUK AKHIRAT

DUNIA LADANG BERAMAL UNTUK AKHIRAT


Jika kita keluar rumah, kita akan menyaksikan bahwa kebanyakan manusia –mungkin juga diri kita- memandang dunia sebagai tujuan hidupnya. Belum yang kita saksikan di kota-kota baik di pinggiran jalan, di ...
kendaraan; di bus-bus, kereta maupun lainnya. Kita akan menyaksikan bahwa yang terlintas di benaknya hanyalah “Bagaimana caranya agar bisa hidup enak di dunia ini “, tidak lebih dari itu. Seakan-akan tidak pernah terlintas di hati ini bahwa hidup di dunia ini hanya sementara dan bahwa Allah menjadikan dunia ini sebagai ladang untuk beramal.

Kita akan melihat manusia bermegah-megahan dalam segala hal sampai tidak sempat lagi beramal. Allah berfirman:

“Bermegah-megahan telah melalaikan kamu-sampai kamu masuk ke dalam kubur. ” (QS. At Takaatsur: 1-2)

Ketika azan dikumandangkan mereka masih saja sibuk dengan pekerjaannya, tanpa mempedulikan seruan adzan. Padahal tentang dunia ini, Allah Ta’ala berfirman,

“Ketahuilah, sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan saling berbangga dalam kekayaan dan anak keturunan, seperti hujan yang tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu “. (QS. Al Hadiid : 20)

Di ayat lain, Allah berfirman:

“Sesungguhnya perumpamaan kehidupan dunia itu, adalah seperti air yang Kami turunkan dari langit, lalu tumbuhlah dengan suburnya karena air itu tanaman-tanaman bumi, di antaranya ada yang dimakan manusia dan binatang ternak. hingga apabila bumi itu telah sempurna keindahannya dan berhias, dan permliknya mengira bahwa mereka pasti menguasainya (memetik hasilnya), tiba-tiba datanglah kepadanya azab Kami pada waktu malam atau siang, lalu Kami jadikan laksana tanaman yang sudah disabit, seakan-akan belum pernah tumbuh kemarin. Demikianlah Kami menjelaskan tanda-tanda (kekuasaan Kami) kepada orang-orang berfikir. ” (QS. Yunus : 24)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Dunia dibanding akhirat, tidak lain seperti salah seorang di antara kamu menyelupkan jarinya ke dalam lautan (kemudian diangkat), lalu lihatlah yang menempel darinya?” (HR. Muslim)

Hikmah di balik musibah

Berbagai macam bencana, musibah, kecelakaan dan kematian yang kita lihat seharusnya membuat diri kita berhenti dari sikap ini “Mengerahkan fikiran dan tenaga hanya untuk meraih kenikmatan dunia “, karena pada bencana, musibah, kecelakaan dan kematian terdapat bukti nyata akan fananya dunia dan tidak pantasnya dijadikan sebagai tempat tujuan.

Cara pandang yang salah

Sebenarnya, tidak mengapa meraih kesenangan dunia, hanya saja yang menjadi masalah adalah ketika sibuk dengan dunia sampai lupa dengan akhirat. Shalat lima waktu dan ibadah-ibadah lainnya yang sesungguhnya manusia diciptakan untuk itu malah ditinggalkan dan tidak menggunakan kenikmatan yang ada untuk itu. Nampaknya, untuk orang yang seperti ini hanya maut saja yang dapat membuatnya menyadari kelalaiannya. Allah Ta’ala berfirman,

Dan infakkanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu; lalu ia berkata (menyesali): “Wahai Tuhanku, mengapa Engkau tidak menangguhkan aku sedikit waktu lagi, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang saleh?”– Dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan seseorang apabila telah datang waktunya. Allah Maha Mengenal apa yang kamu kerjakan. (QS. Al Munaafiquun : 10-11)

Akibatnya ia pun menyesal, karena terlena oleh dunia dan tidak sempat beramal.

Sungguh sangat sedikit sekali orang yang memiliki pandangan “Dunia adalah ladang tempat beramal ” sebagai persiapan menuju negeri yang kekal, yaitu akhirat. Padahal inilah pandangan yang benar terhadap dunia yang seharusnya dimiliki oleh setiap insan. Oleh karena itu, ia pun menjadikan berbagai fasilitas yang ada sebagai sarana untuk memperbanyak amal shalih.

Dunia adalah jembatan menuju akhirat, di dunia ia bisa memperbanyak bekal, yaitu takwa. Dunia adalah tempat ibadah, tempat shalat, tempat puasa, tempat bersedekah, tempat berjihad dan tempat ia berlomba-lomba dengan saudaranya untuk menggapai kebaikan (surga).

Petunjuk Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam menjalani hidup di dunia

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Jadilah kamu di dunia seakan-akan sebagai orang asing atau orang yang sedang melakukan perjalanan.” (HR. Bukhari)

Yakni janganlah kamu cenderung kepada dunia, jangan kamu jadikan sebagai tempat tujuan, jangan sampai terlintas dalam dirimu bahwa kamu akan kekal di situ, jangan berlebihan terhadapnya, jangan sampai hatimu bergantung kepadanya, jangan sampai kamu disibukkan oleh selain tujuanmu yang sebenarnya di dunia ini (yaitu memperbanyak bekal).

Cukuplah kiranya teladan kita Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai contoh terdepan dalam berpandangan seperti ini, Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata:

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidur di atas tikar. Ketika bangun, tikar itu memberikan bekas pada badan bagian samping Beliau. Lalu kami berkata, “Wahai Rasulullah, bolehkah kami membuatkan untukmu kasur?” Beliau menjawab, “Apa kepentinganku terhadap dunia ini! Aku di dunia ini hanyalah seperti orang yang menaiki kendaraan sedang berteduh sebentar di bawah sebuah pohon, kemudian akan pergi meninggalkannya.” (HR. Tirmidzi)

Amr bin Harits radhiyallahu ‘anhu berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika wafatnya tidak meninggalkan satu dinar, satu dirham, budak laki-laki maupun budak perempuan dan tidak meninggalkan apa-apa selain seekor bighal putih (kuda yang lahir dari perkawinan kuda dan keledai) yang biasa ditungganginya, senjatanya dan tanahnya yang disedekahkan untuk Ibnussabil.” (HR. Bukhari)

Nasehat ulama tentang Zuhud

Ali bin Abi Thalib berkata, “Sesungguhnya dunia akan pergi meninggalkan dan akhirat akan datang menghadap. Masing-masing dari keduanya memiliki anak-anak, jadilah kalian anak-anak akhirat, jangan menjadi anak-anak dunia, karena sesungguhnya hari ini adalah (waktu) beramal dan belum dihisab, sedangkan nanti adalah hisab dan tidak lagi bisa beramal.”

Abdullah bin ‘Aun berkata, “Sesungguhnya orang-orang sebelum kamu menjadikan untuk dunia ini sisanya (dari bekerja) untuk akhirat, namun kamu menjadikan untuk akhirat kamu sisanya (dari bekerja) untuk duniamu.”

Semoga ada mamfaatnya
Mohon maaf bila ada kesalahan dalam penulisan ini
Karna Buya MH juga tidak luput dari kesalahan & kekhilafan
Semoga persahabatan kita sampai ke Akhirat nanti

ILMU

Ilmu laksana binatang buruan dan tali pengekangnya adalah pena dan tinta
Maka ku ikat binatang buruan ku di sini
Semoga Allah menjadikannya ilmu yang bermanfaat fidunya wal'akhiroh

Selamat menjalankan aktivitas
Salam persahabatan dari Buya MH
Wassalam

Kamis, 27 September 2012

Allah SWT berfirman

Allah SWT berfirman: 
 “Aku sentiasa berada dalam perasaan hamba padaKu. Aku sentiasa bersamanya ketika ia mengingatiKu. Apabila hambaKu mengingatKu dalam dirinya, Aku mengingatnya dalam diriKu. Jika ia mengingatKu dalam keramaian, Aku mengingatnya dalam keramaian yang lebih baik dari itu. Apabila ia mendekati kepadaKu sejengkal, Aku mendekati kepadanya sehasta. Apabila ia mendekati kepadaKu sehasta, Aku mendekati kepadanya sedepa. Apabila ia berjalan menuju kepadaKu, Aku berlari kepadanya.” (Maksud “berlari kepadanya” adalah segera mengabulkan doanya). (HR. Bukhari dan Muslim)

Rabu, 26 September 2012

Puisi Buat Rasulullah

Puisi Buat Rasulullah

Rasulullah SAW

Berabad-abad sudah berlalu

namun namamu masih melekat di hatiku

tak pernah aku bertemu atau berjumpa denganmu

tak pernah aku melihat langsung dakwahmu

namun sinar cahaya itu mampu menebus jaman dan ruang

menembus perbedaan di antara seluruh umat manusia

cahaya itu tak pernah redup sampai akhir zaman

Rasulullah SAW , begitu agung namamu

bergetar hati ini , menangis , rindu bertemu dengan mu

rindu pada suri tauladan yang kau berikan

rindu pada kesederhanaan dan kepedulianmu

rindu pada kedamaian yang kau ciptakan

Rasulullah SAW , rindu pada kepemimpinanmu

Cinta dan kasih sayang mu tiada tara

Rahmatan Lil Alamin , memang itulah dirimu

Umatmu sekarang banyak yang sudah menjauhi suri tauladanmu

banyak yang sudah berubah dari koridor garis awal

pun saya merasa demikian

Rasulullah SAW , aku rindu padamu

kami rindu padamu

Rasulullah Nabi Muhammad SAW

Aku yakin sinar yang kau bawa tak kan pernah padam

Allahumma Solli Ala Muhammad

semoga shalawat itu akan tetap berdengung

hingga akhir masa nanti

Rasulullah Nabi Muhammad SAW
Semoga mamfaat
Salam hangat dari Buya MH

Nasehat

Imam Asy Syafi’I berkata:
Nasehatilah aku ketika sendirian,
Dan jauhi nasehat di depan jama’ah.
Karena nasehat ditengah manusia adalah salah satu macam mencaci maki yang aku tidak suka mendengarnya
(Mawa’idz imam Asy Syafi’I 1/23).

...
Inilah cara menasehati teman
Saudara kita yg sesuai dngn syari'at Islam
Yang mulia Ketika melihat sesuatu yang kurang berkenan di hati kita
Ada baiknya kita ambil waktu untuk meluruskan niat memberikan nasehat hanya karena Allah
Dan menunggu waktu yang tepat untuk menyampaikannya (tidak di tengah keramaian).


InsyaAllah hal ini mamfaat
Bagi sahabat2 kita yang selalu menjalankan kebaikan
Yang selalu di Ridhaai Allah SWT

Selasa, 25 September 2012

Pengertian Istiqomah

Istiqomah adalah berpegang teguh dengan agama dan kokoh (tegar dan tidak goyah) di atasnya.

Ibnu Rajab al-Hanbali di dalam bukunya “Jami’ul Ulum wal Hikam” mengatakan:”Istiqomah adalah penempuhan jalan yang lurus, yaitu agama yang lurus, tanpa adanya pembengkokan ke kanan maupun ke kiri. Dan hal itu mencakup ketaatan secara keseluruhan, baik lahir maupun bathin, serta meninggalkan segala bentuk larangan.

3 air mata yang diharamkan neraka

3 air mata yang diharamkan neraka

Bismillahirrohmanirrohiim.
Dari Abû Raihanah, ia berkata;
kami keluar bersama
Rasulullah saw. dalam satu peperangan.
Kami mendengar beliau
saw. bersabda: Neraka diharamkan atas mata yang
mengeluarkan air mata karena
takut kepada Allah. Neraka diharamkan
atas mata yang tidak tidur
di jalan Allah. Abû Raihanah berkata; Aku
lupa yang ketiganya. Tapi setelahnya aku mendengar beliau
bersabda, “Neraka
diharamkan atas mata yang berpaling dari
segala yang diharamkan
Allah.” (HR. Ahmad, al-Hâkim dalam kitab
Shahih-nya, disetujui oleh adz-Dzahabi dan an-Nasâi).

Dari Ibnu Abi Malikah, ia berkata;
aku duduk bersama Abdullah
bin Amru di atas batu, maka ia berkata:
Menangislah! Jika tidak bisa berusahalah
untuk menangis.
Jika kalian mengetahui ilmu yang sebenarnya, niscaya salah seorang
dari kalian akan shalat hingga patah
punggungnya.
Dia ia akan menangis hingga suaranya terputus. (HR.
al-Hâkim dalam kitab
Shahih-nya, disetujui oleh adz-Dzahabi).
Dari Ali ra. ia berkata:
Tidak ada yang naik kuda ketika perang
Badar kecuali Miqdad.
Dan aku telah memperhatikan keadaan
kami, tidak ada yang berdiri
kecuali Rasulullah saw. di bawah suatu pohon. Beliau shalat dan
menangis hingga waktu shubuh. (HR. Ibnu Huzaimah dalam
kitab Shahih-nya).
Dari Tsauban ra., ia berkata; Rasulullah
saw. bersabda: Kebahagiaan bagi orang yang bisa
menguasai dirinya, menjadi lapang rumahnya, dan dapat menangis
oleh kesalahannya. (HR. ath-Thabrâni dengan sanad hasan).

Sungguh beruntung orang-orang yang
memiliki mata tersebut.
Semoga mamfaat
Salam dari Buya MH

3 Doa Malaikat Jibril yang diAminkan Nabi

3 Doa Malaikat Jibril yang diAminkan Nabi

"Mendekatlah kalian ke mimbar!"

Lalu kami pun mendekati mimbar itu. Ketika Rasulullah menaiki tangga mimbar yang pertama, beliau berkata, "Aamiin."

...
Ketika beliau menaiki tangga yang kedua, beliau pun berkata, "Aamiin."

Ketika beliau menaiki tangga yang ketiga, beliau pun berkata, "Aamiin."

Setelah Rasulullah saw. turun dari mimbar, kami pun berkata,

"Ya Rasulullah, sungguh kami telah mendengar dari engkau pada hari ini, sesuatu yang belum pernah kami dengar sebelumnya."

Rasulullah saw. bersabda, "Ketika aku menaiki tangga pertama, Jibril muncul di hadapanku dan berkata,

"Celakalah orang yang mendapati bulan Ramadhan yang penuh berkah, tetapi tidak memperoleh keampunan." Maka aku berkata, "Amin"

Ketika aku menaiki tangga yang kedua, Jibril berkata,

"Celakalah orang yang apabila namamu disebutkan, dia tidak bersalawat ke atasmu." Aku pun berkata, Amin.'

Ketika aku melangkah ke tangga ketiga, Jibril berkata,

"Celakalah orang yang mendapati ibu bapaknya yang telah tua, atau salah satu dari keduanya, tetapi keduanya tidak menyebabkan orang itu masuk surga." Akupun berkata, Amin :" (Hr. Hakim)

Semoga mamfaat
Salam hangat dari Buya MH

Duhai Dzat yang Maha segalanya,

~BISMILLAH~

Duhai Dzat yang Maha segalanya,
Dalam cekam rasa diri,Munajat kugelar
Bersama sajadah khouf dan roja' padaMU
Hingga di perjalanan usia yang tersisa
UntukMU, untuk raih cintaMU
Yang kan kususuri di jalan cintamu

Illahi, setiap kali kekikiran membisukanku
...
KemurahanMU menjadikan ku bicara,
Setiap kali sifat-sifatku memutuskan harapanku
AnugerahMU menguatkan diriku.
Sungguh Engkau Maha Arif dan Bijaksana.

Do'a

Sahabat Buya MH yang selalu di cintai Allah.
Aamiinkan doa ini mohon pd Allah agar dilimpahkan rizki yg tak pernah putus
"Allahuma inni as-alukan na'iimal muqiimalladzii la yahuulu wa laa yazuul, Allahumma innii yaumal khauf."
Ya Allah...
aku memohon kpdMu nikmat yg kekal, yg tdk berpindah & hilang.
Ya Allah...
aku memohon kpdMu keamanan pd hari ketakutan."

Kisah contoh kesabaran

Kisah contoh kesabaran yang layak kita baca:

Abu Ibrahim bercerita:

Suatu ketika, aku jalan-jalan di padang pasir dan tersesat tidak bisa pulang
...
Di sana kutemukan sebuah kemah lawas
kuperhatikan kemah tersebut, dan ternyata di dalamnya
ada seorang tua yg duduk di atas tanah dengan sangat tenang

Ternyata orang ini kedua tangannya buntung
matanya buta,dan sebatang kara tanpa sanak saudara.
Kulihat bibirnya komat-kamit mengucapkan beberapa kalimat

Aku mendekat untuk mendengar ucapannya, dan ternyata ia mengulang-ulang kalimat berikut:

الحَمْدُ لله الَّذِي فَضَّلَنِي عَلَى كَثِيْرٍ مِمَّنْ خَلَقَ تَفْضِيْلاً .. الحَمْدُ للهِ الَّذِي فَضَّلَنِي عَلَى كَثِيْرٍ مِمَّنْ خَلَق تَفْضِيْلاً ..

Segala puji bagi Allah yg melebihkanku di atas banyak manusia,Segala puji bagi Allah yg melebihkanku di atas banyak manusia

Aku heran mendengar ucapannya, lalu kuperhatikan keadaannya lebih jauh,ternyata sebagian besar panca inderanya tak berfungsi, kedua tangannya buntung,matanya buta, dan ia tidak memiliki apa-apa bagi dirinya

Kuperhatikan kondisinya sambil mencari adakah ia memiliki anak yg mengurusinya? atau isteri yg menemaninya? ternyata tak ada seorang pun

Aku beranjak mendekatinya, dan ia merasakan kehadiranku, ia lalu bertanya: “Siapa? siapa?”

“Assalaamu’alaikum, aku seorang yg tersesat dan mendapatkan kemah ini” jawabku, “Tapi kamu sendiri siapa?” tanyaku.

“Mengapa kau tinggal seorang diri di tempat ini? Di mana isterimu, anakmu, dan kerabatmu? lanjutku.

“Aku seorang yg sakit… semua orang meninggalkanku, dan kebanyakan keluargaku telah meninggal…” jawabnya.

“Namun kudengar kau mengulang-ulang perkataan: “Segala puji bagi Allah yg melebihkanku di atas banyak manusia…!! Demi Allah, apa kelebihan yg diberikan-Nya kepadamu, sedangkan engkau buta, faqir, buntung kedua tangannya, dan sebatang kara…?!?” ucapku.

“Aku akan menceritakannya kepadamu… tapi aku punya satu permintaan kepadamu, maukah kamu mengabulkannya?” tanyanya.

“Jawab dulu pertanyaanku, baru aku akan mengabulkan permintaanmu” kataku.

“Engkau telah melihat sendiri betapa banyak cobaan Allah atasku, akan tetapi segala puji bagi Allah yg melebihkanku di atas banyak manusia… bukankah Allah memberiku akal sehat, yg dengannya aku bisa memahami dan berfikir…?

“Betul” jawabku. lalu katanya: “Berapa banyak orang yang gila?”

“Banyak juga” jawabku. “Maka segala puji bagi Allah yg melebihkanku di atas banyak manusia” jawabnya.

“Bukankah Allah memberiku pendengaran, yg dengannya aku bisa mendengar adzan, memahami ucapan, dan mengetahui apa yg terjadi di sekelilingku?” tanyanya.

“Iya benar”, jawabku. “Maka segala puji bagi Allah yg melebihkanku di atas orang banyak tsb” jawabnya.

“Betapa banyak orang yang tuli tak mendengar…?” katanya.

“Banyak juga…” jawabku. “Maka segala puji bagi Allah yg melebihkanku di atas orang banyak tsb”, katanya.

“Bukankah Allah memberiku lisan yg dengannya aku bisa berdzikir dan menjelaskan keinginanku?” tanyanya.

“Iya benar” jawabku. “Lantas berapa banyak orang yg bisu tidak bisa bicara?” tanyanya.

“Wah, banyak itu” jawabku. “Maka segala puji bagi Allah yg melebihkanku di atas orang banyak tsb” jawabnya.

“Bukankah Allah telah menjadikanku seorang muslim yg menyembah-Nya… mengharap pahala dari-Nya… dan bersabar atas musibahku?” tanyanya.

“Iya benar” jawabku. lalu katanya: “Padahal berapa banyak orang yg menyembah berhala, salib, dan sebagainya dan mereka juga sakit? Mereka merugi di dunia dan akhirat…!!”

“Banyak sekali”, jawabku. “Maka segala puji bagi Allah yg melebihkanku di atas orang banyak tsb” katanya.

Pak tua terus menyebut kenikmatan Allah atas dirinya satu-persatu… dan aku semakin takjub dengan kekuatan imannya. Ia begitu mantap keyakinannya dan begitu rela terhadap pemberian Allah…

Betapa banyak pesakitan selain beliau, yg musibahnya tidak sampai seperempat dari musibah beliau… mereka ada yg lumpuh, ada yg kehilangan penglihatan dan pendengaran, ada juga yg kehilangan organ tubuhnya… tapi bila dibandingkan dengan orang ini, maka mereka tergolong ‘sehat’. Pun demikian, mereka meronta-ronta, mengeluh, dan menangis sejadi-jadinya… mereka amat tidak sabar dan tipis keimanannya terhadap balasan Allah atas musibah yg menimpa mereka, padahal pahala tersebut demikian besar…

Aku pun menyelami fikiranku makin jauh… hingga akhirnya khayalanku terputus saat pak tua mengatakan:

“Hmmm, bolehkah kusebutkan permintaanku sekarang… maukah kamu mengabulkannya?”

“Iya.. apa permintaanmu?” kataku.

Maka ia menundukkan kepalanya sejenak seraya menahan tangis.. ia berkata: “Tidak ada lagi yg tersisa dari keluargaku melainkan seorang bocah berumur 14 tahun… dia lah yg memberiku makan dan minum, serta mewudhukan aku dan mengurusi segala keperluanku… sejak tadi malam ia keluar mencari makanan untukku dan belum kembali hingga kini. Aku tak tahu apakah ia masih hidup dan diharapkan kepulangannya, ataukah telah tiada dan kulupakan saja… dan kamu tahu sendiri keadaanku yg tua renta dan buta, yg tidak bisa mencarinya…”

Maka kutanya ciri-ciri anak tersebut dan ia menyebutkannya, maka aku berjanji akan mencarikan bocah tersebut untuknya…

Aku pun meninggalkannya dan tak tahu bagaimana mencari bocah tersebut… aku tak tahu harus memulai dari arah mana…

Namun tatkala aku berjalan dan bertanya-tanya kepada orang sekitar tentang si bocah, nampaklah olehku dari kejauhan sebuah bukit kecil yang tak jauh letaknya dari kemah si pak tua.

Di atas bukit tersebut ada sekawanan burung gagak yg mengerumuni sesuatu… maka segeralah terbetik di benakku bahwa burung tersebut tidak lah berkerumun kecuali pada bangkai, atau sisa makanan.

Aku pun mendaki bukit tersebut dan mendatangi kawanan gagak tadi hingga mereka berhamburan terbang.

Tatkala kudatangi lokasi tersebut, ternyata si bocah telah tewas dengan badan terpotong-potong… rupanya seekor serigala telah menerkamnya dan memakan sebagian dari tubuhnya, lalu meninggalkan sisanya untuk burung-burung…

Aku lebih sedih memikirkan nasib pak tua dari pada nasib si bocah…

Aku pun turun dari bukit… dan melangkahkan kakiku dengan berat menahan kesedihan yg mendalam…

Haruskah kutinggalkan pak Tua menghadapi nasibnya sendirian… ataukah kudatangi dia dan kukabarkan nasib anaknya kepadanya?

Aku berjalan menujuk kemah pak Tua… aku bingung harus mengatakan apa dan mulai dari mana?

Lalu terlintaslah di benakku akan kisah Nabi Ayyu ‘alaihissalaam… maka kutemui pak Tua itu dan ia masih dalam kondisi yg memprihatinkan seperti saat kutinggalkan. Kuucapkan salam kepadanya, dan pak Tua yg malang ini demikian rindu ingin melihat anaknya… ia mendahuluiku dengan bertanya: “Di mana si bocah?”

Namun kataku: “Jawablah terlebih dahulu… siapakah yg lebih dicintai Allah: engkau atau Ayyub ‘alaihissalaam?”

“Tentu Ayyub ‘alaihissalaam lebih dicintai Allah” jawabnya.

“Lantas siapakah di antara kalian yg lebih berat ujiannya?” tanyaku kembali.

“Tentu Ayyub…” jawabnya.

“Kalau begitu, berharaplah pahala dari Allah karena aku mendapati anakmu telah tewas di lereng gunung… ia diterkam oleh serigala dan dikoyak-koyak tubuhnya…” jawabku.

Maka pak Tua pun tersedak-sedak seraya berkata: “Laa ilaaha illallaaah…” dan aku berusaha meringankan musibahnya dan menyabarkannya… namun sedakannya semakin keras hingga aku mulai menalqinkan kalimat syahadat kepadanya… hingga akhirnya ia meninggal dunia.

Ia wafat di hadapanku, lalu kututupi jasadnya dengan selimut yg ada di bawahnya… lalu aku keluar untuk mencari orang yg membantuku mengurus jenazahnya…

Maka kudapati ada tiga orang yg mengendarai unta mereka… nampaknya mereka adalah para musafir, maka kupanggil mereka dan mereka datang menghampiriku…

Kukatakan: “Maukah kalian menerima pahala yg Allah giring kepada kalian? Di sini ada seorang muslim yg wafat dan dia tidak punya siapa-siapa yg mengurusinya… maukah kalian menolongku memandikan, mengafani dan menguburkannya?”

“Iya..” jawab mereka.

Mereka pun masuk ke dalam kemah menghampiri mayat pak Tua untuk memindahkannya… namun ketika mereka menyingkap wajahnya, mereka saling berteriak: “Abu Qilabah… Abu Qilabah…!!”

Ternyata Abu Qilabah adalah salah seorang ulama mereka, akan tetapi waktu silih berganti dan ia dirundung berbagai musibah hingga menyendiri dari masyarakat dalam sebuah kemah lusuh…

Kami pun menunaikan kewajiban kami atasnya dan menguburkannya, kemudian aku kembali bersama mereka ke Madinah…

Malamnya aku bermimpi melihat Abu Qilabah dengan penampilan indah… ia mengenakan gamis putih dengan badan yg sempurna… ia berjalan-jalan di tanah yg hijau… maka aku bertanya kepadanya:

“Hai Abu Qilabah… apa yg menjadikanmu seperti yg kulihat ini?”

Maka jawabnya: “Allah telah memasukkanku ke dalam Jannah, dan dikatakan kepadaku di dalamnya:

( سلام عليكم بما صبرتم فنعم عقبى الدار )

Salam sejahtera atasmu sebagai balasan atas kesabaranmu… maka (inilah Surga) sebaik-baik tempat kembali

Kisah ini diriwayatkan oleh Al Imam Ibnu Hibban dalam kitabnya: “Ats Tsiqaat” dengan penyesuaian.
Semoga mamfaat
Salam hangat dari Buya MH
Wassalam

My Blog List

Blogger news

Blogger templates

Blogger templates