Terkait akhlak mulia kepada khaliq, hendaknya tercakup didalamnya tiga perkara berikut:
1. Membenarkan berita-berita dari Allah, baik berita tersebut terdapat
dalam Al Qur’an ataupun disampaikan melalui lisan rasul-Nya yang mulia
dalam hadits-haditsnya. Meskipun terkadang berita-berita dalam Al Qur’an
dan hadits-hadits shahih itu tak sejalan dengan keterbatasan akal kita,
hendaknya kita kesampingkan akal kita yang terbatas dan membenarkan
berita tersebut dengan sepenuh keimanan tanpa adanya keraguan. Karena
“Dan siapakah yang lebih benar perkataan(nya) daripada Allah?” (QS. An Nisaa: 87)
Konsekuensi dari pembenaran tersebut adalah hendaknya berjuang
mempertahankan kebenaran berita tersebut dan tidak roboh oleh
argumen-argumen para pemuja akal yang seringkali datang menebarkan
syubhat yang meracuni pikiran.
2. Melaksanakan hukum-hukum-Nya, meskipun terasa berat realitanya,
ketika kita harus melawan hawa nafsu, akan tetapi hendaknya kita
berakhlak mulia kepada Allah dengan menjalankan hukum-Nya dengan lapang
dada dan penuh suka cita dan bukan mengharap penilaian manusia.
Misalnya, ketika kita menjalani puasa wajib menahan lapar dan dahaga
bukanlah hal ringan bagi hawa nafsu kita. Namun, akhlak mulia kepada
Allah adalah dengan menjalani hal tersebut dengan lapang dada dan
ketundukan serta kepuasan jiwa.
3. Sabar dan ridha kepada takdir-Nya, kendatipun terkadang pahit dan
tak menyenangkan, hendaknya seorang insan berakhlak mulia kepada Allah
dengan kesabaran menjalani takdir tersebut karena dibalik hal itu
tentunya Allah menyimpan hikmah yang besar dan tujuan yang terpuji.
Hormat dari Buya MH
Semoga ada mamfaatnya
Salam santun ukhuwah fillah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar